Reporter: M. Yazid
blokBojonegoro.com - Baru sebulan ini Kabupaten Bojonegoro dirundung bencana. Kerugiannya mencapai sekitar Rp13 miliar. Bencana itu mulai dari banjir bandang, banjir Bengawan Solo, kebakaran, kegagalan industri, tersambar petir dan lain sebagainya.
"Tahun 2015 ini sudah ada 46 kejadian," kata Bupati Bojonegoro, Suyoto.
Ia menjelaskan, kerugian banjir bandang 14 kejadian mencapai Rp829 juta lebih, angin kencang 8 kejadian Rp 93 juta, kebakaran 5 kejadian Rp12 miliar dan beberapa kejadian bencana lainnya.
YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS blokBojonegoro.com - Baru sebulan ini Kabupaten Bojonegoro dirundung bencana. Kerugiannya mencapai sekitar Rp13 miliar. Bencana itu mulai dari banjir bandang, banjir Bengawan Solo, kebakaran, kegagalan industri, tersambar petir dan lain sebagainya.
"Tahun 2015 ini sudah ada 46 kejadian," kata Bupati Bojonegoro, Suyoto.
Ia menjelaskan, kerugian banjir bandang 14 kejadian mencapai Rp829 juta lebih, angin kencang 8 kejadian Rp 93 juta, kebakaran 5 kejadian Rp12 miliar dan beberapa kejadian bencana lainnya.
kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
( 1949, Chairil Anwar )
Itulah sebait berita dan puisi yang
menggambarkan kesedihan lingkungan karena ulah kita saat ini...
Akhir ini, bumi
menjadi tempat yang semakin tidak layak untuk ditinggali. Hal ini disebabkan
karena pemanasan global yang disebabkan dengan merusak lingkungan. Salah satu
hal yang berupa penyebab kerusakan lingkungan adalah pembuangan sampah pada
tempatnya ( “Sungai” katanya )
Sekarang lingkungan hidup kita semakin hari semakin
menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah. Banyak seminar-seminar berbicara
mengenai pemanasan global, juga banyak gerakan-gerakan untuk mengurangi sampah
di berbagai tempat dan menjaga kebersihan air. Namun, usaha-usaha kita dalam
mengurangi kerusakan nampak sedikit menuai hasil. Hutan masih dibabat demi
mebel-mebel yang kita gunakan dan bahan bakar fosil kita gunakan untuk
transportasi kita. Demi mencapai situasi lingkungan yang baik, kita perlu
bertindak dengan lebih cerdas, efektif, dan efisien.
Untuk mencari solusi dari masalah ini, kita harus tahu
apa akar dari kerusakan lingkungan kita ini. Menurut saya, yang menjadi akar
utama dari kerusakan lingkungan kita adalah kurangnya pendidikan.
Kenapa kurangnya pendidikan???
Saya menyimpulkan bahwa kurangnya pendidikanlah yang menyebabkan
kerusakan lingkungan hidup karena rata-rata orang yang merusak lingkungan hidup
adalah orang yang kurang berpendidikan. Pendidikan di sini tidak hanya berarti
pendidikan akademis, namun juga moral. Ada orang yang pendidikan akademiknya
baik, namun, moralnya kurang, dan sebaliknya. Kurangnya pendidikan membuat
orang tidak menyadari akibat perbuatan yang dilakukannya.
Contoh nyatanya banyak terjadi di hutan-hutan di
daerah Dander. Banyak perusahaan tetap mengambil kayu-kayu sekalipun mereka
pasti sudah tahu tentang pemanasan global. Apakah mereka peduli? Tidak. Mereka
hanya peduli pada uang. Uang telah membutakan mata hati mereka, sehingga mereka
kehilangan moral mereka, yang mungkin pernah mereka miliki. Mereka tidak dapat
berpikir lagi dengan benar, karena mereka hanya melihat alam seperti benda
mati. Padahal alam itu sesuatu yang hidup, yang akan mati bila dirusak terus
menerus. Saya yakin ketika alam mati, uang tidak akan punya arti lagi.
Ada juga orang-orang yang mau melestarikan alam, tapi
tidak memiliki cukup pengetahuan untuk hal tersebut, atau diperdaya oleh orang
lain karena minimnya kemampuan akademisnya. Biasanya hal seperti ini terjadi di
desa-desa dan daerah-daerah yang terpencil, dimana mereka ditipu oleh
orang-orang yang berniat mengeruk kekayaan alam tanpa henti.
Selain itu, ada juga orang yang sengaja membuang
sampah di Sungai Bengawan Solo. Biasanya yang dibuang adalah plastik dan
styrofoam. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang kekurangan
pendidikan moral dan akademik. Karena mereka tidak mencintai lingkungan tempat
mereka tinggal dan mereka tidak tahu sampah yang mereka buang bisa berbahaya
bagi kehidupan lain. Tidak hanya lingkungan tempat tinggal manusia yang menjadi
tidak sehat, namun dengan membuang sampah ke sungai, kita membahayakan makhluk
hidup lain yang tinggal di air.
Lambat laun aliran sungai akan semakin bersih dan
tampak indah dengan berbagai sampah yang menghiasinya lalu pada akhirnya hiasan
– hiasan itu akan memenuhi kota bjonegoro saat banjir itu mulai datang.Setelah
puas air dan sampah itu mempercantik kota Bojonegoro lalu kemudian air itu akan
terus mengalir jauh dan jauh hingga
sampai ke laut, hewan-hewan laut tertentu akan mengira sampah plastik sebagai
makanannya-karena mirip ubur-ubur- dan setelah memakannya, hewan itu akan mati
atau ada hewan yang mati karena kesulitan bernapas akibat terjerat plastik.
Walau kita tidak sadar, ternyata kita sudah menjadi pembunuh kejam apabila kita
terus merusak lingkungan dengan membuang sampah sembarangan.Sudah jelas
terbukti seperti itu para pembunuh – pembunuh itu masih juga bebas dan
bersantai membuang sampah di pinggir sungai.Terbuat dari apakah hati kita ?
Saat para koruptor terlihat dibekuk oleh polisi, hati
kita merasa senang karena pada dasarnya para koruptor adalah penyebab terbesar
kehancuran hidup kita, lalu apa bedanya dengan kita sekarang? Membuang sampah
semabarangan di sungai????Lalu apa gunanya tulisan “ Buanglah Sampah Pada
Tempatnya ??” apa itu hanya sebuah hiasan dinding saja ???
Dunia berkembang semakin pandai juga manusia di dunia
ini, hingga bukan hanya anak usia pra sekolah saja yang membuang sampah pada
tempatnya ( sungai katanya ) tapi orang – orang dewasa juga mengikuti gaya anak
– anak ini ??
Hebat kan Indonesia?? Jelas Hebat kan tempat sampahnya
luas sampai bisa menutupi tempat tinggal.Itulah maksud dari tulisan “ Buanglah
Sampah Pada Tempatnya” , sampah di buang pada tempat yang mereka tahu dan itu
sebenarnya bukan tempatnya.
Dampak kerusakan lingkungan hidup
bagi dunia…!!
Kerusakan lingkungan hidup tidak hanya merugikan
manusia, namun juga merugikan makhluk hidup lain di bumi. Hewan-hewan akan
banyak yang punah, karena kemampuan penyesuaikan diri mereka sangat kurang
dibandingkan dengan manusia. Virus-virus dan bakteri-bakteri akan bermutasi
menjadi spesies-spesies baru yang bisa menyebabkan penyakit-penyakit yang
mematikan.
Manusia
sendiri pasti akan kehilangan hidup yang nyaman apabila lingkungan rusak.
Banjir terjadi di mana-mana, kekeringan juga terjadi di berbagai tempat. Selain
itu akan sering terjadi gagal panen. Hal-hal ini bisa terjadi karena kerusakan
lingkungan yang terutama melibatkan hutan dapat menyebabkan pemanasan global
atau global warming.
Apabila kita tidak segera menyelamatkan lingkungan
hidup kita, lama-lama makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan akan segera
punah, dan tak lama setelah mereka punah, giliran terakhir untuk punah akan disandang
oleh kita semua yang disebut spesies terpandai di muka bumi, yakni manusia.
Solusi…
Kita seringkali berpikir muluk-muluk apabila
memikirkan tentang solusi, apalagi bila dikaitkan dengan pemerintah. Kita bisa
mencaci maki pemerintah karena belum berhasil mengelola lingkungan hidup kita
dengan baik dan tidak menyeluruh.
Sebenarnya, semua solusi ada dalam diri kita
masing-masing. Namun, untuk memulainya butuh keberanian. Kita bisa dimaki orang
lain karena dianggap sok bersih, juga dianggap aneh karena tidak mengikuti
trend buang sampah di semua tempat. Yang paling penting adalah jangan pernah
setengah-setengah setelah memulai tindakan penyelamatan lingkungan.
Jika kita hanya menunggu pemerintah bertindak di
lingkungan kita, saya rasa kita tidak bisa banyak berharap. Kenapa?
Karena, apabila pemerintah memulai tapi kita, sebagai
warga negara Indonesia, belum siap memulai, usaha pemerintah itu tidaklah
berguna. Ingatlah bahwa kita menganut sistem demokrasi, yang berarti
pemerintahan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kalau bukan
kita, sebagai rakyat, yang bertindak, maka pemerintah tidak akan pernah
berhasil dalam menjalankan programnya, sebaik apapun program itu, pasti gagal.
Tahap paling awal dalam rangka menyelamatkan
lingkungan hidup, adalah meningkatkan kualitas pendidikan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Kenapa kita
mulai menyelamatkan lingkungan dari pendidikan?
Jawabannya
adalah: Seperti membangun rumah, untuk
membuat rumah yang tahan gempa, kita harus meletakkan fondasi yang kuat. Pada
kasus ini, pendidikanlah fondasinya. Apabila pendidikan yang diberikan tidak
baik dan tidak sesuai, maka tidak akan mampu mengubah pikiran rakyat agar mau
menyelamatkan lingkungan. Dalam keadaan demikian, sekalipun lingkungan berhasil
diperbaiki, hal tersebut tak akan berlangsung lama dan akan segera kembali ke
situasi semula.
Apabila kita sudah berpendidikan, kita pasti akan
berusaha menyelamatkan lingkungan, karena, kita masih punya hati untuk
mencintai lingkungan tempat kita tinggal, dan kita juga mampu berpikir untuk
jangka panjang, yang berarti kita akan otomatis menyadari cara menyelamatkan
lingkungan hidup kita. Keinginan untuk menyelamatkan tersebut timbul karena
kesadaran kita akan apa yang akan terjadi pada hidup manusia apabila manusia kehilangan
tempat hidupnya.
Kita sangat membutuhkan generasi muda dalam
menyelamatkan lingkungan hidup, karena merekalah kunci penyelamatan hidup
manusia masa depan. Merekalah yang harus kita bentuk untuk memiliki visi
mengenai lingkungan yang baik. Harus kita sadari juga, bahwa dalam meningkatkan
kualitas generasi muda, sangat dibutuhkan bantuan banyak pihak dalam bidang
pendidikan dan tidak mudah dilakukan. Bantuan mungkin agak sulit didapat dan
diberikan ke pihak yang membutuhkan, namun, dengan usaha keras, pastinya kita
akan mendapatkan generasi muda yang mampu menyelamatkan bumi kita.
Tentunya untuk menyukseskan segala usaha penyelamatan
lingkungan, bantuan dari pemerintah setempat sangatlah penting. Pemerintah
harus mendirikan lembaga-lembaga yang efektif dan tidak korup, serta mau terjun
langsung ke lingkungan hidup yang membutuhkan bantuan, bukan cuma membuat
undang-undang dan anggotanya duduk-duduk di kantor. Karena sekarang bukan
zamannya lagi untuk berteori. Sekaranglah saatnya kita bertindak nyata dalam
menyelamatkan lingkungan hidup kita!
Bukan hanya para guru yang harus kita dorong untuk
lebih maju mengari para generasi penerus kita tapi semua orang dapat mengajari
para generasi kita untuk memahami slogan “ Buanglah Sampah Pada Tempatnya”.
Dimulai dari keluarga, kemudian akan terus berlanjut
ke lingkungan dan pada akhirnya makna dari tulisan ini akan terus terjaga
hingga sampai ke anak cucu kita kelak.
Marilah kita mulai menyelamatkan bumi ini dari
kerusakan yang kita timbulkan sendiri, janganlah merasa terlambat. Seperti
Tuhan yang selalu mengampuni kita semoga lingkunganpun mau mengampuni kita yang
telah merusaknya.
Dari pepatah dahulu mengatakan berakit – rakit ke hulu
berenang renang kemudian, mari kita mulai menyelamatkan lingkungan kita dari
sekarang dan semoga akan bermanfaat kemudian hari.
Terima kasih
Tuhan,
Terima kasih
Lingkunganku,
Terima Kasih
Ilmuku,
Maafkan kami
yang tak mempedulikan keindahanmu..